1. Product Assessment
a. Pengertian
Penilaian hasil kerja siswa (Product Assessment) adalah penilaian
terhadap keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu dan
kualitas produk tersebut. Jadi dalam penilaian hasil kerja siswa terdapat dua tahapan
penilaian yaitu: (1) penilaian tentang pemilihan dan cara penggunaan alat serta
prosedur kerja siswa; (2) penilaian tentang kualitas teknis maupun estetika
hasil karya/ kerja siswa.
Hasil kerja yang dimaksud di sini adalah produk kerja siswa yang bisa saja
terbuat dari kain, kertas, metal, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni
seperti lukisan, gambar, dan patung. Hasil kerja yang berupa aransemen musik,
koreografi, karya sastra tidak termasuk hasil kerja yang dimaksud disini.
Beberapa contoh penilaian hasil kerja siswa:
Penilaian keterampilan siswa dalam menggunakan
berbagai teknik melukis;
Penilaian keterampilan siswa dalam menggunakan alat
pertukangan secara aman;
Penilaian keterampilan siswa untuk memanggang roti
dengan tekstur roti yang halus.
b. Tahapan Dalam Membuat Suatu Hasil Kerja
Dalam membuat suatu hasil kerja, ada tiga tahapan yang harus dilalui siswa
yaitu tahapan perencanaan atau perancangan, tahapan produksi, dan tahapan
akhir. Meskipun terdiri atas beberapa tahap yang berbeda tetapi kesemua tahap
tersebut merupakan suatu proses yang padu. Karena ketiga tahap tersebut
merupakan proses yang padu, maka guru dapat melakukan penilaian tentang
kemampuan siswa dalam memilih teknik kerja pada tahap produksi dan pada tahap
akhir.
Contoh keterampilan siswa yang dapat dinilai pada waktu proses pembuatan
suatu produk:
Tahap persiapan: keterampilan
siswa untuk membuat perencanaan, kemampuan siswa untuk merancang suatu produk,
atau kemampuan siswa untuk menggali dan mengembangkan suatu ide;
Tahap produksi: kemampuan
untuk memilih dan menggunakan bahan, peralatan, dan teknik kerja;
Tahap akhir: kemampuan siswa
untuk menghasilkan produk yang memenuhi kriteria (fungsi dan estetika),
kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
c. Tujuan Penilaian Hasil Kerja
Penilaian hasil kerja bisa digunakan guru untuk:
Menilai penguasaan keterampilan siswa yang diperlukan
sebelum mempelajari keterampilan berikutnya;
Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai siswa
pada setiap akhir jenjang/ kelas di sekolah khususnya sekolah kejuruan;
Menilai keterampilan siswa yang akan memasuki
institusi pendidikan kejuruan.
d. Perencanaan Dalam Menilai Hasil Kerja Siswa
Pada waktu melakukan penilaian hasil kerja siswa, guru harus menentukan
dulu hasil kerja siswa yang mana saja yang akan dijadikan dasar dalam
menentukan tingkat kompetensi siswa. Berikut ini kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan hasil kerja siswa yang akan dipilih guru untuk penilaian:
Relevan dan mewakili kompetensi yang diukur
Penilaian sebaiknya didasarkan pada sejumlah hasil kerja yang relevan
dengan kompetensi yang diukur. Selain itu penilaian juga sebaiknya didasarkan
pada seluruh aspek kompetensi (bukan pada salah satu aspek saja). Seperti
misalnya penilaian hanya menekankan pada kualitas hasil kerja tanpa menilai
proses kerja, atau penilaian hanya menekankan pada keterampilan saja tanpa
mengukur pemahaman siswa. Hal yang demikian akan memberikan dampak negatif
terhadap proses belajar mengajar. Strategi yang dapat dilakukan untuk
memastikan relevansi dan lingkup hasil kerja adalah:
Menetapkan kompetensi yang
akan diukur setiap memberikan tugas kepada siswa. Perlu diingat pada waktu
memberikan tugas kepada siswa sebaiknya tugas tersebut tidak hanya memungkinkan
siswa untuk menunjukkan kompetensi yang diukur tetapi juga memungkinkan siswa
untuk dapat menunjukkan kompetensi setingkat di atasnya dan kompetensi
setingkat di bawahnya.
Menetapkan kompetensi yang
akan diukur pada tiap tahap dalam pengerjaan hasil kerja (dalam tahap
perencanan, produksi, dan akhir).
Jumlah dan objektivitas hasil kerja
Semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka
kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Untuk memperoleh penilaian
hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa. Penilaian
hasil kerja yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis
dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
e. Pengelolaan Hasil Kerja
Dalam menilai hasil kerja, guru perlu mengelola sejumlah hasil kerja siswa
dan mencatat hasil penilaiannya. Biasanya guru sudah merencanakan selama satu
tahun ajaran bukti hasil kerja siswa yang harus dikumpulkan. Bermanfaat
tidaknya hasil kerja siswa untuk digunakan sebagai dasar penilaian tergantung
pada spesifikasi tugas yang diberikan kepada siswa. Spesifikasi tugas pada
lembar kerja yang sifatnya umum atau tidak rinci, yang berarti memberi
keleluasaan besar bagi siswa untuk berkreasi, akan mempersulit siswa untuk
memenuhi tugas yang dimaksud.
Oleh karena itu spesifikasi tugas sebaiknya berisi hal-hal sebagai berikut:
Batasan pada tahap perencanaan/ perancangan. Batasan
diberikan untuk membantu siswa agar dapat memfokuskan diri pada proses kerja.
Selain itu batasan diperlukan untuk mempermudah guru menilai keterampilan atau
kompetensi yang diukur dalam tugas tersebut.
Merinci langkah-langkah yang harus dilakukan siswa
dalam membuat suatu hasil kerja. Hal ini akan membantu siswa untuk memfokuskan
diri pada langkah-langkah yang akan dinilai.
Menyusun kriteria penilaian secara jelas. Rincian
tentang aspek, kompetensi, langkah, kualitas yang akan dinilai perlu ditulis
secara eksplisit disertai nilainya.
Bila hasil penilaian produk
ini diperlukan untuk membandingkan individu satu dengan individu lainnya, maka
keadilan penilaian perlu diperhatikan.
f. Penilaian Dan Pencatatan Hasil Kerja Siswa
Penentuan tingkat kompetensi siswa pada penilaian yang bersifat
perkembangan biasanya didasarkan pada observasi dan penilaian hasil kerja
siswa. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan guru untuk menilai dan
mencatat hasil kerja siswa antara lain adalah sebagai berikut:
Anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan
terhadap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya
digunakan untuk mencatat kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa;
misalnya kemampuan siswa untuk bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan
peralatan secara aman, atau kemampuan siswa untuk memilih bahan kerja yang
tepat. Agar anekdotal dapat dimanfaatkan secara maksimal maka sebaiknya guru
melakukan hal-hal sebagai berikut:
Menentukan kompetensi yang
akan diamati dan bagaimana mengamatinya. Misalnya guru akan mengamati kemampuan
siswa mengorganisasi dan menerapkan prosedur kerja yang benar maka hal-hal yang
perlu diamati adalah kerapianruang kerja siswa, penggunaan alat secara aman,
dan penerapan prinsip-prinsip kenyamanan dalam kerja.
Menentukan secara sistematis
siswa yang akan diamati karena guru tidak mungkin mengamati seluruh siswa dalam
satu kali kegiatan belajar mengajar. Dengan cara bergantian tersebut semua
siswa akhirnya akan dapat diamati daripada mengamati seluruh siswa dalam satu
kegiatan.
Skala penilaian analitis
Analytic Rating adalah penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa
aspek pada hasil kerja siswa. Dalam analytic rating guru menilai hasil
kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria. Misalnya pada jurusan seni
dan desain, hasil karya siswa dinilai selain dari segi keterampilan teknis juga
pemahaman dasar-dasar dari desain.
Analytic Rating biasanya digunakan untuk menilai kemampuan pada tahap
perencanaan/ perancangan dan tahap akhir. Pada kedua tahap tersebut guru dapat
menilai desain atau hasil kerja siswa dari berbagai perspektif atau kriteria.
Untuk setiap keterampilan yang diukur, ditentukan beberapa kriteria yang harus
dipenuhi.
Skala penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan. Penilaian holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap
akhir seperti penilaian terhadap kualitas hasil kerja siswa dan penilaian
terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar