BAB I
PEMBAHASAN
MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM
ALAM
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri, termasuk manusia. Di dalam suatu lingkungan terdapat makhluk
hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik), seperti udara, air, dan tanah.
Kehidupan semua makhluk hidup dapat berlangsung karena adanya dukungan dari
lingkungan sekitarnya. Hubungan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Di
dalam lingkungan terjadi hubungan antar sesama makhluk hidup (simbiosis)
ataupun antar makhluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem).
A. Hubungan
Antarmakhluk Hidup
Hubungan khusus antarmakhluk hidup disebut simbiosis.
Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis
parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
1.
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah
hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling
menguntungkan.
Contohnya, simbiosis antara seekor kerbau dengan burung jalak. Kerbau
memperoleh
keuntungan dengan habisnya kutukutu yang menempel di tubuhnya, sedangkan burung
jalak merasa untung karena mendapatkan makanan berupa kutu.
Contoh lainnya adalah hubungan antara kupukupu atau lebah
dengan tanaman berbunga. Kupu-kupu dan lebah membutuhkan nektar yang terdapat
pada bunga sebagai makanannya. Bunga membutuhkan kupu-kupu atau lebah untuk membantu
terjadinya proses penyerbukan.
2.
Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk
hidup yang mengakibatkan
makhluk
hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami
kerugian. Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, bunga raflesia
dengan
inangnya, dan kutu dengan hewan tempat ia tinggal. Benalu merasa untung karena
mendapatkan makanan dari tanaman jeruk, sedangkan tanaman jeruk dirugikan
karena makanannya diambil oleh benalu. Bunga raflesia mengisap makanan yang
dibuat tumbuhan inangnya. Akibatnya, bunga raflesia dapat tumbuh subur,
sedangkan tumbuhan inangnya lamakelamaan akan mati. Kutu memperoleh makanan
dengan mengisap darah dari tubuh hewan yang dihinggapinya, sedangkan hewan yang
dihinggapi merasa gatal di kulit dan pertumbuhannya menjadi tidak sehat.
3.
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk
hidup yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain.
Simbiosis komensalisme terlihat antara ikan hiu dengan ikan
remora. Ikan remora yang berenang di dekat tubuh ikan hiu akan turut menjelajah
ke mana pun ikan hiu itu pergi. Ikan remora menjadi aman dari ancaman ikan pemangsa
lain karena ikan pemangsa takut terhadap ikan hiu. Sedangkan bagi ikan hiu, ada
tidaknya ikan remora tidak berpengaruh terhadapnya.
Contoh
simbiosis komensalisme yang lain adalah hubungan antara tumbuhan paku atau
anggrek dengan pohon besar dan anemon laut dengan ikan badut.
B. Hubungan
antara Makhluk Hidup dan Lingkungannya
1.
Hubungan antara Hewan dan Tumbuhan
Sapi (hewan) membutuhkan rumput (tumbuhan) untuk makanannya.
Untuk bernapas, sapi membutuhkan oksigen. Oksigen dihasilkan oleh tumbuhan pada
saat fotosintesis. Pada proses fotosintesis, tumbuhan membutuhkan gas karbon
dioksida. Karbon dioksida dihasilkan dari pernapasan hewan, tumbuhan, dan alam.
Di samping itu, untuk kesuburannya tumbuhan
memerlukan
zat-zat mineral yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Zat-zat mineral tersebut
ada
yang berasal dari penguraian kotoran sapi atau bangkai hewan yang mati. Dari
uraian tersebut, jelas terlihat bahwa antara hewan dan tumbuhan terdapat
hubungan yang saling membutuhkan. Hewan membutuhkan tumbuhan dan tumbuhan pun
membutuhkan hewan.
2.
Hubungan Makan dan Dimakan Antarmakhluk Hidup
Dalam suatu lingkungan, di samping terjadi peristiwa hewan
memakan tumbuhan, juga terjadi peristiwa hewan memakan hewan lainnya. Peristiwa
ini disebut hubungan makan dan dimakan. Di dalam lingkungan sawah tersebut,
tikus akan memakan padi dan ular akan memakan tikus. Peristiwa makan dan
dimakan ini dinamakan rantai makanan. Awal suatu rantai
makanan
selalu dimulai dari tumbuhan. Hal ini disebabkan tumbuhan dalam suatu
rantaimakanan berfungsi sebagai produsen. Produsen adalah penghasil makanan
bagi makhluk hidup lainnya. Hewan yang memakan tumbuhan disebut konsumen
tingkat pertama. Selanjutnya, hewan yang memakan konsumen tingkat pertama
disebut konsumen tingkat kedua.
Adapun hewan yang memakan konsumen tingkat kedua disebut
konsumen tingkat ketiga.
Jadi,
pada suatu lingkungan dapat ada lebih dari satu rantai makanan. Kumpulan dari
beberapa rantai makanan yang berkaitan disebut jaringjaring makanan.
C.
Cara
Makhluk Hidup Menyesuaikan Diri Terhadap Lingkungannya
Seperti telah kita ketahui
bersama bahwa lingkungan tempat kita hidup ini selalu berubah dari waktu ke
waktu.Tentunya hal ini berpengaruh terhadap mahluk hidup yang ada di
dalamnya.Bagaimana mereka dapat melangsungkan kehidupannya dengan tempat hidup
(habitat) yang telah berubah dari keadaan semula?
Ada 2
pilihan yaitu dengan cara berpindah tempat untuk mencari tempat hidup yang baru
yang lebih cocok untuk tempat tinggal di tampat hidup semula dengan berusaha
keras untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Bagi makhluk hidup yang
dapat bertahan terhadap pengaruh lingkungan,umumnya akan terus menetap pada
tempat tersebut berarti organisme tersebut mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.
Proses penyesuian diri inilah
yang disebut dengan adaptasi yaitu salah
satu kemampuan yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk mempertahankan
kelestariannya.
Adaptasi terhadap lingkungan
ini merupakan salah satu mekanisme seleksi alam dan seleksi alam merupakan
suatu pengaruh,yaitu faktor pengauh yang menjelaskan adanya adaptasi.
Ada beberapa jenis
makhluk hidup yang kita kenal yaitu adaptasi
morfologi,adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku.
a.Adaptasi
Morfologi
Adaptasi
morfologi merupakan suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya
berdasarkan pada perubahn bentuk dan struktur luar bagian tubuhnya.Misalnya
sebagai berikut:
·
Adaptasi morfologi pada hewan
Ø Kulit
keras yang dimiliki kura-kura ,trenggiling ,dan buaya adalah sebagai bentuk
adaptasi perlindungan melalui struktur tubuhnya.
Ø Alat-alat
mulut,pada serangga juga berfariasi sesuai dengan adaptasi terhadap makanannya
misalnya lebah madu mempunyai lidah yang panjang yang digunakan untuk menghisap
nektar.
Ø Burung
mempunyai bentuk kaki dan paruh yang berbeda-beda sesuai dengan fungsinya untuk
menangkap dan memakan mangsanya,misalnya burung elang mempunyai paruh yang kuat
atas berujung tajam,melengkung yang efektif untuk merobek-robek mangsanya
selain itu dia juga mempunyai cakar yang kuat dan tajam untuk manarkam dan
mencekram mangsanya.
Berdasarkan
tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan menjadi sebagai berikut.
Ø Xeroflt, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang kering, contohnya kaktus. Cara adaptasi xerofit.
antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak berdaun (mengalami
modifikasi menjadi duri), batang dilapisi lapisan lilin yang tebal, dan berakar
panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
Ø Hidrofit. yaitu tumbuhan yang menyesuaikan
diri dengan lingkungan berair, contohnya teratai. Cara adaptasi hidrofit,
antara lain berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak stomata.
Ø Higrofit, yaitu tumbuhan yang menyesuaikan
diri dengan lingkungan lembap, contohnya tumbuhan paku dan lumut.
b.Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat
tubuh organisme terhadap lingkungannya. Kita tidak mudah mengamati
adaptasi fisiologi karena adaptasi fisiologi menyangkut fungsi alat-alat tubuh
yang umumnya terletak di bagian dalam tubuh. Contoh
adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut.
adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut.
- Adaptasi Fisiologi pada Hewan
Berdasarkan
jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan daging).
herbivor memakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan turnbuhan).
Penyesuaian hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain
terdapat pada ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk
mencerna tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel berdinding sel keras,
rata-rata usus herbrvor lebih panjang daripada usus karnivor:
Tumbuhan yang penyerbukannya dibantu
oleh serangga mempunyai bunga yang berbau khas.
c.Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku.
Kita dapat dengan mudah mengamati adaptasi ini. Contoh adaptasi tingkah laku
adalah sebagai berikut.
- Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan
- Bunglon melakukan mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar dari hewan yang akan dimangsanya. Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari bahaya dan sekaligus lebih mudah menangkap mangsanya.
- Cumi-cumi mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancamnya. Cumi-cumi juga mampu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungannya.
- Dalam keadaan bahaya, cecak melakukan autotomi, yaitu memutuskan ekornya. Ekor cecak yang terputus tetap dapat bergerak sehingga perhatian pemangsanya beralih pada ekor tersebut dan cecak dapat menyelamatkan diri.
· Adaptasi
tingkah laku pada tumbuhan
Pada musim
kemarau. tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu, menggugurkan
daunnya.
D.
KESEIMBANGAN
EKOSISTEM
Ekosistem akan baik jika terjadi hubungan yang seimbang
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sebaliknya, ekosistem akan rusak jika
keseimbangan antara makhluk hidup dan
lingkungan
dirusak atau diganggu. Jika suatu lingkungan mengalami perubahan maka ekosistem
yang terdapat di situ akan mengalami perubahan juga. Perubahan lingkungan dapat
terjadi secara alamiah dan perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia.
1.
Perubahan Ekosistem secara Alamiah
Jika terjadi gunung meletus di Gunung Merapi maka makhluk
hidup di sana akan banyak yang mati. Begitu pula dengan bencana alam gempa yang
terjadi di Indonesia. Dengan peristiwa alam yang terjadi, ekosistem akan
berubah secara drastis. Dalam sebuah ekosistem, jika salah satu makhluk hidup
berkurang makan akan mempengaruhi keadaan makhluk hidup yang lainnya.
Peristiwa
alam lain yang juga dapat merusak kesimbangan ekosistem adalah kebakaran hutan.
Baik disengaja maupun tidak sengaja kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan
ekosistem yang ada di dalamnya. Bahkan dapat memusnahkan makhluk hidup yang ada
di dalamnya.
2.
Perubahan Ekosistem Akibat Perbuatan Manusia
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhannya, manusia memanfaatkan alam dan lingkungannya.
Namun pemanfaatannya secara berlebihan tanpa memikirkan akibatnya. Seperti,
penebangan pohon secara terus menerus, perburuan hewan liar, penggunaan bahan
kimia yang berlebihan (pupuk, pestisida, dan lain-lain) secara berlebihan serta
pembakaran hutan secara sengaja.
E.
Pemanfaatan
Hewan dan Tumbuhan oleh Manusia
Manusia banyak memanfaatkan
hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti untuk memenuhi kebutuhan
protein, untuk obat, bahkan untuk membuat berbagai kerajinan yang berbahan
kulit hewan. Selain memanfaatkan hewan, manusia juga banyak memanfaatkan tumbuhan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti, untuk bahan makanan, untuk membuat
kerajinan berbahan kayu, untuk kayu bakar, dan lain-lain.
F.
Cara
Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Manusia dan alam adalah satu kesatuan
yang sangat erat kaitannya. Manusia membutuhkan alam untuk dimanfaatkan sebagai
pemenuhan kebutuhan hidup, sedangkan alam membutuhkan manusia untuk menjaga
kelestarian alam itu sendiri. Sehingga keseimbangan ekosistem akan tetap
terjaga dengan adanya usaha manusia untuk melestarikan ekosistem dan
pemanfaatan yang tidak berlebihan.
BAB II
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri, termasuk manusia. Di dalam suatu lingkungan terdapat makhluk
hidup (biotik) dan benda tak hidup (abiotik), seperti udara, air, dan tanah.
Kehidupan semua makhluk hidup dapat berlangsung karena adanya dukungan dari
lingkungan sekitarnya. Hubungan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Di
dalam lingkungan terjadi hubungan antar sesama makhluk hidup (simbiosis)
ataupun antar makhluk hidup dengan lingkungannya (ekosistem).
Hubungan sesama makhluk hidup meliputi simbiosis mutualisme,
simbiosis komensalisme, dan simbiosis perasitisme. Sedangkan dalam ekosistem
terjadi hubungan antara hewan dengan tumbuhan dan hubungan makan dan dimakan
antarmakhluk hidup. Dengan adanya peristiwa tersebut, makhluk hidup memiliki
cara yang berbeda untuk bertahan hidup baik dalam hal memperoleh makanannya
maupun melindungi diri supaya tidak dimakan oleh makhluk hidup lain dengan cara
adaptasi.
Ekosistem merupakan hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungannya sehingga harus dijaga keseimbangannya. Keseimbangan ekosistem
sangatlah penting demi kelangsungan hidup makhluk hidup. Akan tetapi, ekosistem
dapat berubah karena adanya pengaruh baik pengaruh dari alam maupun manusia.
b.
Saran
Sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan
dengan kemampuan yang lebih baik dari makhluk lain, sudah selayaknya jika kita
harus mensyukuri karunia Tuhan dengan cara menjaga kelestarian lingkungan kita
dan menjaga keseimbangan ekosistem dimana kita hidup di dalamnya dengan cara
yang bijaksana.
DAFTAR
PUSTAKA
Azmiyawati, Choiril, Wigati Hadi Omegawati dan Rohana
Kusumawati.2008. IPA Salingtemas untuk kelas V.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rosilawaty, S., dan Aris Muharram.2008.Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk
kelas IV.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rosilawaty, S., dan Aris Muharram.2008.Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk
kelas VI.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sulistyanto, Heri dan Edy Wiyono.2008.Ilmu Pengetahuan Alam Untuk
SD/MI Kelas VI.Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Yayatibayati, Sri Anggraeni dan Lilis.2008.Ilmu Pengetahun Alam kelas VI. Jakarta:Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar